Sunday 6 May 2018

Risk Penyimpangan Pengelolalan Persediaan CPO


Isu yang dibuat sebagi kambing hitam untuk menutupi kelemahan kinerja dan atau perilaku kecurangan
Hallah Embuh-Kambing Hitam

Risk Penyimpangan Persediaan CPO dan Pelaporan Produksi


Dalam blog ini adalah suatu permisalan yang mungkin terjadi pada suatu aktivitas pengolahan produksi Kelapa Sawit, yang berawalcdari hasil pemeriksaan persediaan terdapat selisih minus, apa sebab-sebab terjadinya, bagaimana perlakuan dan upaya-upaya pencegahannya

Perusahaan perkebunan Kelapa Sawit akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari hasil penjualan CPO, terbukti dengan banyaknya Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang berdiri namun tidak mempunyai kebun sendiri. 

Indikator keberhasilan kinerja Pabrik Kelapa Sawit (PKS) diantaranya  diukur dari Kapasitas pabrik terpenuhi, Mutu Produk sesuai permintaan pelanggan, dan Rendemen Minyaknya, 

Tolok ukur pemenuhan Kapasitas dan Rendemen ini adalah sasaran yang sering membuat kegelisahan dari para Manajer pabrik maupun Direksi perusahaan, yang mengakibatkan seringnya terjadi kegagalan bahkan mengabaikan MUTU produk. 

Sehingga agar performance Pabrik nampak kelihatan bagus maka beberapa oknum pejabat di PKS melakukan upaya-upaya untuk menutupi kelemahan kinerjanya dengan membuat pelaporan palsu, yaitu dengan menaikkan hasil produksi CPO dan perolehan kapasitas yang berujung pada pendapatan fiktif. 

Dengan melihat hal tersebut diatas seolah-olah hanya adanya penyimpangan pelaporan dengan menaikkan rendement atau hasil, bagaimana jika hal itu terjadi sebaliknya. 

Membuat laporan palsu dan ketika ditemukan oleh auditor, pelaku membuat pengalihan isu
Hallah Embuh-Risk Stock CPO








Dengan melihat gambar tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa sesungguhnya rendemen didapat adalah 22 % dengan hasil CPO 22 Kg, sedangkan pada pelaporan terdapat perubahan kenaikan perolehan TBS dari 100 Kg menjadi 122 Kg dan hasil olah CPO dari 22 kg menjadi 24 kg, sedangkan rendemen turun dari 22 % menjadi 20 %. 

Dengan menaikkan bahan baku umaka akan terjadi kecurangan dalam pembelian bahan baku sebanyak 22 kg (biasanya satu kendaraan 2 nota dengan jarak waktu yang berdekatan , atau dengan no polisi yang berbeda tetapi jumlah kuantum yang sama pada waktu yang hamper bersamaan) dan dengan peningkatan CPO sebesar 4 kg, namun rendemen masih nampak tidak terlalu turun ,sehingga untuk menutupi kekurangan 4 kg oknum pejabat pabrik akan menambah CPO dengan lumpur dari kolam limbah dan air, sehingga mutu dari CPO akan menjadi tidak baik. 

Ketika dilakukan pemeriksaan persediaan jika sedang mujur maka oknum pejabat akan terhindar dan selamat dari kecurangannya yang telah memasukkan air dan lumpur ke dalam tangka timbun, namun jika dilakukan pengujian terhadap mutu produk yang berujung pada pemisahan lumpur dan air maka akan terdapat selisih persediaan sebanyak 2 kg. 

Maka untuk menutupi kecurangannya mulailah oknum pejabat pabrik mengeluarkan dalih yang lain dengan melakukan pengalihan isu bahwa rendemen sebenarnya adalah 18 % namun dikarenakan takut terhadap atasan, atau adanya target rendemen 20 % maka dbuatlah laporan palsu dengan berbagai alasa seperti adanya kerusakan pada instalasi pabrik dan mutu buah yang masuk. 

Kerusakan instalasi akan menggiring opini agar Kantor Pusat segera melakukan perbaikan yang tentunya perbaikan-perbaikan tersebut ternyata tidak berdampak pada kenaikan rendemen justru malah menambah kerugian perusahaan, apalagi jika terjadi konspirasi antara pihak penyedia jasa perbaikan dengan para oknum pejabat perusahaan. 

Isu mutu buah yang masuk ke Pabrik biasanya ditujukan kepada kebun milik sendiri. Sebagai perusahaan inti akan mendapatkan tumpukan kesalahan sebagai kambing hitam yang patut untuk dikorbankan, dengan harapan dapat melakukan pembelian TBS dari luar yang rentan dengan penyimpangan.

Namun ternyata kedua solusi (perbaikan instalasi dan pembelian TBS) tidak berdampak pada peningkatan produksi, sehingga Kantor Pusat sudah seharusnya melihat hal ini sebagai ketidak wajaran , atau kemungkinan adanya perilaku korup dari pejabatnya. 

Dampak dari penyimpangan selisih negatif persediaan di buku dengan dilapangan antara lain : 
  • Mark up Bahan Baku /Pembelian TBS fiktif sehingga perusahaan dirugikan. 
  • Mark up Persediaan hasil olah / Produksi fiktif sehingga terdapat keuntungan perusahaan yang fiktif. 
  • Tambahan biaya operasional (premi karyawan bertambah) sesuai yang diolah menurut buku 
  • Mutu Produk tidak sesuai yang dipersyaratkan 
Upaya Pencegahan : 
  • Evaluasi timbangan dan pelaksanaannya secara berkala.(memeriksa interval waktu yang berdekatan mengenai kendaraan, tonase angkutan, cara penimbangan, petugas pemantau dll) 
  • Melakukan pemeriksaan terhadap stock persediaan (bahan baku, barang dalam proses dan hasil jadi ) secara berkala bersama tim diluar PKS. 
  • Melakukan pemeriksaan mutu produk secara berkala bersama tim diluar PKS 
  • Segera melakukan penjualan produk (tidak terlalu lama menyimpan di gudang/tanki timbun PKS) 
  • Lebih mengutamakan meminimalkan LOSSES dan menjaga MUTU produk selain terpenuhinya kapasitas olah. 
  • Tidak memindahkan para oknum pelaku ke unit PKS lain agar tidak menularkannya di tempat yang baru. 
video on Youtube

No comments:

Post a Comment

Featured Post

profile